Entah mengapa kubiarkan sahabatku, Anthony, mendaftarkaku untuk ini. Kakak kembarnya, Andrea, bahkan telah membantuku yang tomboy berdandan demi sesuatu yang mereka sebut ‘kencan kilat’. Menurutku itu agak konyol. Maksudku, bagaimana[...]

Di Taman Bermain ItuDi Taman Bermain Itu
Pertama kali aku melihatmu adalah saat kamu sedang main ayunan sendirian di taman bermain satu sore itu. Kamu memakai gaun hitam, kaus kaki putih, dan sepatu hitam. Rambut ikal gelapmu[...]

Cowok Ganteng Itu di Rumah AngkerCowok Ganteng Itu di Rumah Angker
Aku merasakannya sebagai cinta pada pandangan pertama. Memang kedengarannya dangkal sih, tapi itulah yang kurasakan. Bahkan, peringatan tetangga soal dirinya pun tak kugubris. Pertama kali lewat depan rumah tua dan[...]

Mengamatimu Dalam SehariMengamatimu Dalam Sehari
Hati-hati dengan keinginanmu. Sudah sering kudengar nasihat itu. Namun, ada kalanya kita lupa saat sedang galau… Kita nyaris tak pernah mengobrol. Hanya sesekali berpapasan di aula kampus. Kamu, sosok populer[...]

Seharusnya, Aku MelupakanmuSeharusnya, Aku Melupakanmu
Yah… seharusnya demikian. Sudah seharusnya aku melupakanmu, sebagaimana kau melupakanku. Namun, entah kenapa, setiap mataku melihat namamu di deretan chat tak terjawab, hatiku melengos sedih. Kenangan demi kenangan kembali mengusik[...]

Berikan Aku WaktuBerikan Aku Waktu
Tolong… berikan aku waktu lagi! Tuhan sepertinya memang tidak pernah (dan tidak akan pernah) mendengar doaku. Sampai sekarang, tidak ada satu pun permintaanku dikabulkan. Bahkan, di saat terakhirku pun, tidak[...]

Seekor Naga Hitam di Betis KirikuSeekor Naga Hitam di Betis Kiriku
“Kamu ngapain, sih?” Oke, itu reaksi pertama Mama saat pertama kali memandang betis kiriku. Ada seekor naga hitam di sana. Gimana ceritanya? Semua berawal dari kesukaanku akan tato temporer. Waktu[...]