#15 – Gempa



‘GEMPA!!!’

‘Run for your life…..’

Suasana ricuh segera terjadi. Semua berlarian tanpa arah. Ada yang ke kanan, ada yang ke kiri. Ada yang ke belakang, ada yang ke depan…. Suasana sepi dan tenang tadi seketika berubah setelah mendengar teriakan itu. Dan tak jarang yang berlarian itu saling bertabrakan karena mereka panik.

Beberapa menit sebelumnya

‘Jadi… kira-kira gitu kejadiannya…’ Ujar Champ si kurus ceking dengan gayanya yang super duper angkuh itu. Semua tetap mendengarkan ceritanya. Yang kali ini berkisah tentang pertemua dua insan yang sudah lama tak berjumpa namun akhirnya dipertemukan oleh seorang anak kecil.

Para pendengar sudah mengerti bahwa semua itu kemungkinan besar hanyalah rekayasa Mahmud, sama seperti cerita-cerita lainnya. Atau hanyalah sebuah cerita film romantis yang dia tonton sebelumnya.

‘Oooo jadi si anak ini berusaha mempertemukan kedua insan yang telah lama berpisah dan bertengkar itu?’ tanya Blet Gentong, yang memang memiliki badan yang besar seperti Giant di film Doraemon itu.

‘Iya… pokoknya, mengharu biru deh… gimana insan yang saling mencinta bisa salah paham, terus dipertemukan kembali oleh anak kecil dan akhirnya bersama kembali.’ jawab Champ yang kini mulai memunculkan mata berkaca-kaca.

‘Terus… terus… anaknya itu sendirian aja gitu mempertemukannya? Bukannya kembar ya?’ tanya Stemy, si langsing cantik nan elegan yang selalu menjadi primadona di antara semuanya. Entah karena memang kecantikannya atau karena memang dia satu-satunya gadis di kelompok itu.

‘Sendiri!’ Jawab Champ dengan lantang. ‘Eh… sendiri apa berdua ya? Abisnya mirip-mirip sih anak kecilnya… kayaknya berdua deh… iya… berdua. Kembar’ jawab Champ dengan perlahan sembari berpikir. ‘Kok kamu tahu sih My?’

Stemy dan kawan-kawan lainnya hanya tertawa.

‘Ya taulah… itu kan Parent Trap… kami semua dah nonton filmnya… anak kembar terpisah. Yang satu ikut ayahnya, yang satu ikut ibunya… iya kan kawan?’ jawab Irish, si kekar. Champ pun kini hanya diam dengan wajah yang memerah. Bukan memerah seperti biasanya, tapi merah karena malu.

Mereka pun melanjutkan pembicaraan yang tak ujung arahnya itu. Mulai dari film, musik, kisah hidup mereka dan lainnya. Tawa demi tawa mengisi dan menemani grup yang memang sering berkumpul setiap malam itu.

Tiba-tiba, terasa getaran hebat di sekitar mereka. Tempat mereka berkumpul bergetar sangat hebat. Tak henti-henti. Pembicaraan berhenti sesaat karena mereka kaget dan takut. Tiba-tiba entah dari mana, si Baki, yang sejak tadi diam, mulai berteriak….

‘Gempa!!!!’

‘GEMPA!!!’

‘Run for your life…..’


Group itu pun segera berlarian menyelamatkan diri, termasuk si Baki yang pipih dengan empat lesung pipit. Tanpa sengaja, Champ bertabrakan dengan Blet yang besar. Tabrakan ini membuat Champ terjatuh dan mengalami luka.

Blet sendiri pun sebenarnya bukan tanpa luka, namun dia hanya lebih khawatir terhadap Stemy. Dia segera berdiri dan mencari Stemy. Dia berharap Stemy baik-baik saja.

Stemy yang dicarinya ternyata sedang berlindung seperti yang diajarkan dalam selebaran-selebaran jika terjadi gempa, segera mencari meja dan berlindung di bawahnya. Dan dia melihat Stemy dengan Irish.

Blet merasa sedih tapi senang juga karena Stemy tidak apa-apa. Yah.. dia paham kalau Stemy akan jauh memilih Irish dibanding dirinya.

Blet masih menatap Stemy yang sedang berlindung dalam pelukan Irish saat dia mendengar si Baki kembali berteriak.

‘False alarm!!!! Bukan gempa… sekali lagi… BUKAN G.E.M.P.A!!!’ teriak Baki.

‘Hanya bb orang-orang itu yang sedang bergetar!’ ujar Baki seraya menunjuk empat orang yang sedari tadi sedang menikmati segelas kopi Irish, Champagne, air putih dan cokctail dengan rokok di tangan mereka.

Ryan

060912 2200

*Diilhami dengan getaran bb luar biasa kala berkumpul dengan teman-teman*

10 thoughts on “#15 – Gempa”

          1. yah kan buat sama2 belajar mas. saya sendiri tak pernah ikutan kursus ataupun latihan menulis. jadi masih gak terlalu paham. 🙂

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.