Arrrrrghhh sial…..
Setelah sekian lama aku naik angkot umum seperti ini baru sekarang aku mengalaminya. Padahal aku sudah waspada. Sudah hati-hati.
Semua barangku taruh di tas dan tas kupeluk di dadaku. Aku sudah lakukan semua pencegahan yang diajarkan padaku oleh mama dan papa.
Lagipula, like I said, this is not the first time I took it. Bukan pertama kalinya aku naik angkot. Aku sudah sering.
Hmmm….
Kata mama kalau memang sampai kecopetan/kecurian, aku harus relakan saja.
‘Nis, kamu hati-hati ya di jalan. Apalagi kamu kan naik angkot. Dan pulang agak malam tiap hari. Mama khawatir.’ Ucap mama saat menasehatiku dulu.
‘Iya ma. Nisa paham and ngerti semua yang mama n papa bilang. Dompet taro di tas. Terus tas dipeluk di dada. Baik saat naik ataupun pas di atas. Gitu kan?’ Jawabku mengulang ajaran mama dan papa.
‘Betul. Tapi….. Amit-amit jangan sampai kejadian,’ ucap mama lagi sambil mengetuk meja di hadapan kami setelah mengetuk tempurung kepalanya, ‘kalau sampai kamu kecurian, kamu relakan saja. Lebih penting nyawa kamu dari semua yang hilang. Yah… Jangan kejar kayak jagoan di film-film.’ Kata mama lagi yang diikuti dengan anggukan papa di sampingnya.
Aku masih ingat jelas kata mama aku harus relakan kalau sampai kecurian. Dan sekarang… Kejadian. Apa aku harus merelakannya?
Duh… Aku kesal. Bagaimana bisa hal ini terjadi padaku. Arrrrghhhh. Aku selalu siaga kok. Kenapa malah kejadian.
Orang itu mang sialan. Pakai ilmu apa sih dia. Padahal aku sudah sangat hati-hati dan yakin dia gak akan bisa mencuri apapun dariku.
Aku pun mengambil handphoneku di tas dan mengirimkan sms ke mama.
‘Ma, aku kecurian di angkot. Sumpah ma, aku sudah lakukan semua yang mama dan papa suruh. Tas aku peluk di dadaku kok. Lagian dah beberapa bulan kan aku naik angkot. Baru kali ini.’ Begitu isi smsku ke mama.
Tak lama kemudian, mama membalas smsku. ‘Kok bisa?!?!?!?!? Ya dah. Relakan aja. Yang penting anak mama gak kenapa-napa. Kamu masih punya ongkos pulang? Atau mau dijemput?’
‘Aku gak apa-apa ma. Tapi bener ma aku harus relakan? Mama yakin?’ Balasku.
‘Iya. Relakan aja. Jangan kamu cari masalah. Pulang segera.’
Aku pun langsung pulang. Sesampainya di rumah, mama dan papa sudah menungguku di teras. Begitu melihatku, mereka memelukku.
‘Aduh anak mama. Kamu gak apa-apa kan sayang?’ Tanya mama dan papa hampir bersamaan.
‘Iya. Aku gak apa-apa. Cuma ya itu….. Ilang.’ Jawabku.
‘Apa? Apa yang hilang? Sudah. Kamu tenang aja. Papa belikan yang baru nanti buat kamu.’ Ujar papa.
‘Bener pa? Gantiin ya pa. Yang dicuri….. Hatiku pa. Hatiku dicuri oleh pemuda ganteng di angkot tadi.’ Jawabku sambil senyum nakal.
Mama dan papa pun pingsan.
Ryan
311011 2350
Mama dan papa pasti pingsan kesenangan krn bocahnmereka skrg sudah besar…
pingsan karena bingung cari hatinya…
Ditambah lagi saking terpesonanya sampai lupa minta alamat dan nomor kontak si pemuda ganteng 😀
hahahaha…
iya tuh… terpesona dengan diriku sih.
hahaha… jadi yang kecurian itu hatinya? :))
iya… *nyari hati*
julukan baru untuk mas ryan : Sang Pencuri Hati 😀
waduh…
hati siapa yang dah saya curi? 🙁
*bongkar kantong baju dan celana* gak da hati siapa2 nih di sini…
Maling hati ya 😛
keren bro ceritanya 🙂
pilih kasih, cuma komentarku sendiri yg belum dijawab
jangan ngambek dong mba…
maaf kelewat sepertinya.
sebenernya mau nulis tentang maling klepon… tinggalnya di luar negeri yang blognya banyak dikunjungin orang. 😀
*kaboooor*
sengaja dilewati kali 😛
enak aja maling klepon, produser klepon gituh lho bro
thank u akhirnya dibalas jg komenku 🙂
Beneran gak sengaja. 🙁
ciaaa, ternyata….
ternyata apa mas?
qiqiqiqiqiiqiiqiqiqiqi……suka sama fiksimu nih lama2…bikin buku aja Ryan…siip kayaknya
masih belum deh mba.
gak banyak koleksinya. dah pernah susun dalam format buku, masih kurang dari minimum halamannya.
humor cerdas, Bro.
makasih mas.
Jadi anak itu hidup tanpa hati?
kasihan.. 🙁
iya. bantu dong cari hatinya.
lha hatinya tidak dijaga sesuai pesan mama papa sih.
abisnya gimana mba… namanya juga pencuri hati. datengnya gak bilang2.
nggeregetin nih… 🙂
gregetan kenapa mas?