Site icon Perjalanan Senja

Serigala dan Kucing

Foto; Unsplash.com

Di tengah-tengah obrolan kita di dunia maya, padamu aku pernah iseng-iseng bertanya:

“Kalau kamu jadi binatang, kamu mau jadi apa?”

Bisa kubayangkan senyummu di sana, karena berikutnya kudapatkan jawabanmu:

“Pertanyaan bagus. Aku bakalan jadi serigala. Kalau kamu gimana?”

Hmm, entah kenapa, aku butuh waktu cukup lama untuk menjawab saat itu. Bukan, bukan karena aku juga sedang sibuk pagi itu. Kadang aku suka sulit menjawab pertanyaanku sendiri.

“Entah kenapa, aku bisa membayangkanmu sebagai seekor serigala,” balasku kemudian. Lalu, setelah terdiam beberapa saat lagi, kuketik jawaban lanjutanku: “Mungkin aku akan jadi kucing, tapi kucing yang cerewet sekali. Kadang aku suka lupa kapan saatnya untuk diam.”

“Hahahaha … “

“Hahahaha … “ Lalu, tiba-tiba aku iseng bertanya: “Eh, aman nggak sih, ngelus-ngelus serigala? Atau sebaiknya aku jauh-jauh saja?”

“OH, JANGAN PERNAH MENGELUS-ELUS SERIGALA. HAHAHAHA!”

“Hahahaha … “ Tentu saja aku takkan benar-benar melakukannya. Aku tahu mereka binatang liar.

-//-

Foto: Unsplash.com

Kita hanya berkenalan dan berinteraksi selama sebulan, sebelum berikutnya kamu menghilang begitu saja. Aku yang sudah bosan dengan aplikasi kencan itu hanya meninggalkan alamat emailku untukmu di DM, sebelum menyembunyikan profilku. Sama sepertimu, aku mulai lelah dan gerah dengan orang-orang lain di aplikasi itu. Banyak laki-laki yang hanya memuji fotoku tanpa pernah benar-benar mau mengenalku. Banyak yang belum apa-apa sudah menuntut ingin tahu nomor ponselku, padahal baru sekali menyapa.

Banyak juga yang belum apa-apa sudah berani merayu, memanggil sayang, hingga melamar. Astaga, kenalan dan ketemu saja belum pernah! Mengerikan. Belum lagi yang banyak obral janji surga – hingga terang-terangan mengajak langsung bersenggama. Untuk yang terakhir, pastinya cukup ku-report dan blokir saja. Tidak perlu meladeni mereka. Benar-benar melecehkan. Sungguh menjijikan!

Tidak seperti kamu yang tidak pernah memaksaku memberikan nomor teleponku. Namun, mungkin kita akhirnya hanya sebatas itu.

Kurasa, sekarang aku tahu alasanmu memilih serigala atas jawaban dari pertanyaan anehku. Tidak seperti kucing yang bisa berubah jinak dan ramah sama manusia seiring waktu. Bagimu tak semudah itu. Aku bisa mengerti, mengingat perlakuan buruk banyak orang padamu dulu. Sulit untuk percaya bahwa kamu tidak akan disakiti lagi.

Kamu pernah mengakui bahwa kamu terlalu khawatir dengan banyak hal. Aku tidak menyalahkanmu. Aku hanya berharap, meskipun mungkin kita takkan pernah saling bicara lagi, kamu akan menemukan kedamaian di hati yang selama ini kamu cari-cari …

Exit mobile version