Perjalanan Senja Senja Indonesia Seharusnya, Aku Melupakanmu

Seharusnya, Aku Melupakanmu


fiksi seharusnya aku melupakanmu

Yah… seharusnya demikian. Sudah seharusnya aku melupakanmu, sebagaimana kau melupakanku.

Namun, entah kenapa, setiap mataku melihat namamu di deretan chat tak terjawab, hatiku melengos sedih. Kenangan demi kenangan kembali mengusik otakku.

***

“Sudahlah! Jangan mengejarku lagi. Sudah hentikan semua ini. Tak ada gunanya lagi sekarang.”

Seharusnya, kau mengatakan itu. Namun, nyatanya tidak. Kamu tidak pernah mengucapkannya. Di sisi lain, kamu pun tidak mengiyakan sama sekali apa yang kukatakan.

Hingga akhirnya, semua itu berhenti, di suatu hari. Semua chat antar kita berhenti begitu saja tanpa ada penjelasan apapun darimu. Kau hanya menghilang, bagaikan hantu.

***

Seharusnya, aku memang melupakanmu dan melanjutkan hidupku. Apalagi setelah perlakuanmu itu.

Namun, satu chat menanyakan kabar darimu, selang berapa lama kamu menghilang, meruntuhkan keinginanku.

‘Hi, apa kabar? Sudah makan belum? Jangan lupa makan ya, karena kamu butuh energi.’

Hanya itu…

Yah, mungkin bagimu semua itu biasa saja. Namun bagiku, semua itu telah meruntuhkan tembok yang kubangun sejak kamu menghilang.

Runtuh… bahkan runtuhnya tembok Berlin pun tidak semenakutkan ini. Aku sungguh takut. Takut akan jatuh kembali ke semua kenangan itu.

***

“Sudahlah. Jangan pikirkan lagi. Kenapa sih kamu masih saja mau?” Ujar Dina, salah seorang temanku.

Yah, aku sepertinya sudah kehilangan logika. Well, seperti kata Agmo, cinta tak ada logika.

Aku tidak tahu sampai kapan aku akan seperti ini. Padahal semua berulang terus menerus.

Kamu datang, kemudian menghilang sehingga aku pun mulai mencoba melupakanmu. Namun, selang waktu berlalu, kamu pun kembali datang.

Datang dengan sapaanmu kembali. Hatiku pun kembali berguncang dan kembali lagi tembok itu runtuh.

Lagi… lagi… dan lagi…

***

Seharusnya aku melupakanmu!!!

Sejak dulu. Sejak pertama kali kamu menghilang tanpa kabar. Seharusnya aku sudah melupakanmu dan tidak pernah menengok kembali ke belakang.

Seharusnya, aku melupakanmu!

***

Kutekan profilmu di aplikasi chatku itu. Kupilih tanda block segera. Seharusnya, aku melupakanmu dan melakukan ini, sejak dulu.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.