Perjalanan Senja Senja Indonesia FF – Tragedi TongSis

FF – Tragedi TongSis


di bawah dua senja - fiksi by Gadis Senja

“Man, sini.” Andi melambaikan tangannya mengajakku mendekat. Kulihat dia sedang menggenggam sesuatu di tangannya.

“Nih Man, lihat nih. Keren kan?”

Kulihat wajahnya tersenyum di antara puluhan orang lainnya di depan sebuah tonggak kayu bertuliskan nama seorang artis yang belum lama meninggal dunia karena sakit. Digesernya foto itu dengan jarinya, tampak lagi pose lain dirinya di hadapan nisan itu juga, kembali bersama puluhan orang lainnya. Beberapa kali dia menggeserkan foto itu dan berkali-kali juga aku melihat fotonya tersenyum di tempat yang sama.

“Lo ikut menghantar dia bro?”

“Iya dong. Kan dia orangnya baik Man. Masa kita gak ikut menghantar dia sih? Kalau koruptor yang meninggal tuh baru deh gw gak ikutan.”

Aku pun menganggukkan kepalaku. Memang orang baik pantas mendapatkan perlakuan yang baik juga tapi apa dengan selfie ya?

“Lo ke mana kemarin, gw cariin mau ajak lo juga.”

“Err… kemarin. Gw sebenernya..”

Aku pun menceritakan persiapanku malam kemarin kepada Andi. Semua sudah siap hanya kurang tongsis – yang menurut Andi harus ada kalau mau selfie. Akhirnya aku pun berhasil mendapatkannya. Hingga kejadian tadi pagi.

“Herman… lo lihat tongkat gw gak?” suara kakek Siswanto mengagetkanku yang sudah siap berangkat. Segera kusimpan tongkat yang kuambil semalam. TongSis-ku yang kusembunyikan pun diambilnya. Tongkat Siswanto.

 ***

Total 200 kata. Menjawab tantangan dari member Monday Flash Fiction.

Dapat tantangan dari Maya kok susah bener yak, tema dan genrenya alamakkkk…. Komedi, saya bukan tipe komedian nih. Hiks… Tapi coba ajalah. Garing kayaknya sih. Tak tunggu kripik pedesnya.

35 thoughts on “FF – Tragedi TongSis”

  1. Segera kusimpan tongkat yang kuambil semalam. TongSis-ku yang kusembunyikan pun diambilnya. Tongkat Siswanto.

    Kalimat di atas agak membingungkan, Ryan. Tongkatnya disimpan, lalu diambil oleh si kakek? Kan udah disimpan/disembunyikan? Bagaimana kalau diringkas jadi seperti ini :

    “Herman, lihat tongkat gue gak?” suara kakek Siswanto mengagetkanku yang sudah siap berangkat.
    “Nah, itu dia!” seru kakek Siswanto saat melihat ujung tongkat tersembul dari tasku. Lepas sudah tongsisku : tongkat Siswanto.

    Sekedar saran. 🙂

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.