Kategori: Senja Indonesia
Tepat pukul 5, Gadis sudah tiba di tempat tinggal saya. Saya pun mengajaknya ke dapur di mana saya sedang membuat adonan bakso. Segera Gadis belajar membuatnya. Membentuk adonan seperti hati.
Semilir angin kembali hadir, sama seperti setahun lalu, bersama dengan hangatnya mentari senja di ufuk barat sana. Seorang wanita bercelana jeans dan atasan sweater tipis berwarna jingga mendekat. Dia memelukku – melepaskan rindunya. “Setahun sudah…” bisiknya padaku. Dia kemudian duduk di sampingku dan mulai bercerita tentang kegiatannya selama setahun belakangan. …
Dia kembali menyeruput greentea frapucinno kesukaannya itu. Dan aku yakin kalau sebentar lagi dia akan menggigit ujung sedotan minuman itu, sama seperti dulu. “Kenapa?” tanyanya kepadaku. Aku hanya menggelengkan kepalaku saja. Dia pun kembali asik dengan sedotan minuman itu. Minuman yang kubelikan dalam perjalanan menuju apartemennya ini. Apartemen yang diberikan …
Saat itu juga aku merasa bersyukur atas hidupku.... hidup yang lebih baik dari puluhan anak lain di panti ini.
Fiksi yang diilhami oleh lagu Aku Ada by Dee Lestari
Jadi.. Inilah cinta.. Merah dan hitam. Merah karena benci dan hitam karena pengorbanan. Sosok di hadapannya kini tak lagi bersuara. Dia yakin, sosok itu kini paham cintanya kepada sosok itu.
Kami berdua kini hanya terdiam. Gelas berisikan cappuccino pilihanku tinggal separuh. Setelah jeda yang begitu lama, lelaki itu menghabiskan isi gelasnya dengan sekali tegukan. “Jadi… kamu sudah pasti? Tidak mungkin membatalkannya?” lelaki berkacamata bernama Mike itu kembali bertanya kepadaku. Aku pun menganggukkan kepalaku kembali. “Perkataanku sekali pun takkan dapat merubah …
“Hentikan!!!! Jangan kau lakukan itu padanya!” teriak Yuni memecah keheningan malam itu. Sosok muda itu segera melepaskan diri dari cengkraman Galang yang agak lengah karena teriakan Yuni barusan. Galang dengan tubuh penuh tato itu tidak menghiraukannya. Dia hanya menoleh sekilas dan kemudian melanjutkan aksinya yang sempat terhenti tadi. Dia kini …
‘Hati-hati kalau sama dia. Kecil sih badannya, tapi…’ Bisik-bisik para murid barupun segera terhenti begitu terdengar suara ketukan keras di depan kelas. Seorang wanita kecil dengan wajah tanpa senyum sudah berdiri dengan penggaris kayu panjang menyentuh papan tulis. ‘Saya walikelas kalian. Nama saya Suparni. Panggil saya Ibu Guru Parni’ suaranya …
“I love you,” ucap Mike. Entah kenapa kata-kata itu meluncur dari mulut Mike. Padahal, belum lama dia bertemu dan berkenalan dengannya. Tapi rasa di hati tak dapat bohong, yah.. Setidaknya itu menurut para pujangga dalam karya-karyanya. “Kenapa kau ucapkan itu? Kata-kata itu bukanlah untuk mainan.” Sosok di hadapannya hanya berkata seperti …