Site icon Perjalanan Senja

#9 – Mine

Disclaimer: cerita fiksi ini diterbitkan pertama kali di posterous. Berhubung yang satu itu dah ditutup, jadi post di sini.

***

“‘Would you be mine?’ Tanya Oscar dengan posisi berlutut di hadapanku sembari memegang telapak tanganku dalam genggamannya.

Tak pernah sekalipun aku mengira kalau dia berani melakukan ini. Sungguh di luar dugaanku. Aku mengenal Oscar bukan sehari dua hari sehingga aku tahu sifatnya dan melakukan hal seperti ini bukanlah sifatnya sama sekali.

Kekagetanku ternyata dipahami oleh Oscar yang masih berlutut di hadapanku – di hadapan semua pengunjung restoran ini.

Tadi rencananya adalah kami menikmati makan malam perayaan hari jadi kami yang memasuki usia ke – 5.

Sudah berkali-kali aku mempertanyakan kelanjutan hubungan kami sebelumnya namun dia selalu saja menghindar. Bagiku, 5 tahun membina hubungan dengannya sudah cukup lama. Kami sama-sama sudah mengenal keluarga kami masing-masing. Namun, selalu dia tak ingin membahasnya.

Karena itulah… Aku merasa terkejut dengan tindakannya sekarang.

‘Kita sudah menjalin hubungan 5 tahun sayang. Kau sudah memahamiku dan sebaliknya. Keluarga kita pun sama-sama sudah saling mengenal. Aku rasa sudah saatnya kita melangkah lebih lanjut.’

‘Aku sengaja menghindari pertanyaan demi pertanyaanmu karena aku ingin mengejutkanmu hari ini. Aku sudah siap. Bagaimana denganmu? Apakah kau juga siap dan mau menjalaninya denganku?’

Tetes airmata bahagia mengalir tak terasa dari pipiku. Sungguh, aku bahagia hari ini. Karena ternyata impianku akan menjadi nyata. Dulu… Sebelum bertemu dengannya, tak pernah sekalipun aku berpikir bahwa aku akan ada yang mau.

Siapa pula yang ingin menghabiskan waktunya bersama seseorang yang buruk rupa seperti aku. Tapi Oscar membuktikannya. Dia mencintaiku apa adanya. Dia menerimaku dan sekarang… Dia memintaku menghabiskan hidupku bersamanya.

Aku tak tahu rupanya. Tapi bagiku… Dia adalah pria tertampan di dunia ini karena hatinya yang indah. Dia selalu tersenyum. Aku dapat rasakan itu di setiap ucapannya. Dan semua orang di sekitar kami juga mengatakannya. Oscar adalah pria yang sangat baik. Kepada siapapun.

‘Iya sayang… I’ll be forever yours.’ Jawabku. Oscar menyematkan cincinnya ke jari manisku. Dan dia mencium jemariku, diiringi oleh tepuk tangan para pengunjung restoran lainnya. Malam ini… Malam terindah bagiku. Mimpiku dengan Oscar akan segera dirajut.

Mimpi seorang gadis buta dengan kaki sebelah…

Ryan

221111 1650

Exit mobile version