Perjalanan Senja Senja Indonesia #4 – Beratnya Perpisahan

#4 – Beratnya Perpisahan


fiksi tentang rintik hujan

‘Why????????? Why?????? Why?????’ Teriakku ala-ala Celo Green dalam lagu Forget You. Kenapa kau tinggalkan aku?   ‘Aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf. Aku tahu semua ini salahku.

Tapi, please, jangan tinggalkan aku.’ Ucapku sampil memasang wajah memelas agar dia tak meninggalkanku.

Jika saat itu aku diminta bersujud dan menciumnya, aku akan rela lakukan itu kok. Pasti aku akan lakukan. Aku hanya tak mampu bayangkan hidupku kini kalau tanpa dirinya di sisiku.

Aku sudah terbiasa dengan kehadirannya yang selalu setia menemaniku dari hari ke hari. Saat aku sedih, dia ada di sisiku dan mampu membuatku kembali tersenyum dan tertawa. Hanya dia yang mampu lakukan itu.

Saat aku bahagia, dia menjadi tempat curhatku. Dia akan setia mendengarkanku.

Saat aku marah, dia juga selalu setia mendengarkanku dan mampu meredakan amarahku.

Aku kini, boleh dikata, tak mampu bila harus hidup tanpanya. Aku benar-benar tak tahu seperti apa hidupku bila semua ini terjadi.

‘Aku tak tahu akan seperti apa hidupku bila tanpamu. Aku …. Aku…. Sudah terbiasa dengan dirimu. Jangan tinggalkan aku.’ Membayangkan diriku tanpa dirinya membuat air mata mulai mengembang di pelupukku.

Mungkin aku tak kan mampu bertahan di dunia yang sangat keras ini. Aku benar-benar tak dapat bertahan sepertinya bila aku harus hidup tanpanya.

Kebersamaanku dengannya selama 2 tahun belakangan bukanlah waktu yang singkat dan kenangan yang dapat dihapuskan begitu saja. Terlalu banyak kenangan indah antara kami berdua. Susah senang sudah kami lalui.

Dan seperti yang aku katakan, aku nyaman dengannya, karena itulah kami dapat bertahan selama ini. Bahkan orang-orang di sekitarku cemburu akan keakraban kami berdua.

Aku kembali menatap dirinya. Blackberry™ kesayanganku yang sudah menemaniku selama 2 tahun ini, kini dalam kondisi mati total. Dan setelah dicek memang sudah rusak parah dan tak dapat diperbaiki.

‘Relakan dia. Ganti dengan yang baru’ semua orang mengucapkannya. Tapi mereka tidak tahu bahwa semua itu salahku. Kalau saja aku hati-hati, Blackberry™ku tak mungkin jatuh ke got itu dan mengalami mati total.

Aku masih menatap sedih Blackberry™ku itu. ‘Maafkan aku. Semoga kau bahagia di sana. Kenangan kita takkan pernah aku lupa.’

Ryan
271011 2055
*ilham dr teman2 yg kehabisan batre bb*

11 thoughts on “#4 – Beratnya Perpisahan”

  1. Hahaha…. Saya juga sudah berpisah dengan bb saya yang sudah saya pakai kurang lebih 2 tahun, Mas. BB penuh kenangan. Sarana penting pas menjalankan LDR dulu, hehe….

Tinggalkan Balasan ke mylittlecanvas Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.